10,5 TOP Tips For Coaching Your Staff!

admin 22/05/2015 0

“10,5 TOP Tips For Coaching Your Staff!”

Smart Emotion Radiotalk, 14 Mei 2015 (Bp. Anthony Dio Martin)

“Aduh! Saya udah pusing!!! Gimana caranya kita bisa melakukan coaching kepada karyawan yang bermasalah”. Itulah pertanyaan yang seringkali muncul. Makanya, sebagai seorang pimpinan, memang sudah menjadi tugas kita untuk bisa jadi coach yang baik bagi anak buah kita. Masalahnya, Anda yang seorang pimpinan, bukan hanya saja mengerjakan tugas teknis tetapi juga harus mengurusi orang-orang. Nah, bagaimanakah tips dari sisi kecerdasan emosional dalam mengembangkan anak buah Anda? Simaklah 10,5 tipsnya!”

Nah, ke 10,5 Tips itu Apa Saja?

10 TOP Tips Bagaimana Melakukan Coaching Buat Anak Buah Anda!

1. Ubah Persepsi Coaching di Kantor!

  • 2 Persepsi:

(1) Si Pimpinan: Bila Anda merasa Coaching itu “Habis-habisin waktu; Paling juga nggak berubah,  Formalitas aja deh!” Ayo rubah Persepsi Anda.

(2) Si Coachee (orang yang mau dicoach) Kebanyakan orang memiliki Persepsi negative tentang Coaching. Contoh:  : “Ayo nanti kamu akan saya coaching ya!” biasanya responnya apakah: (1) Happy or (2) Kenapa? Apa salahku?

Yang namanya coaching sebenarnya kesempatan kita untuk ngobrol, pembimbingan dan bukan karena kita punya salah.

2. Kenali Orang Yang Akan Anda Coach!

  • Kalau Anda kenal, akan lebih personal sehingga kita tahu gambarannya seperti apa, sehingga pengenalan itu akan menolong kita dalam melakukan coaching itu sendiri.
  • Menyesuaikan dengan tipe orangnya. Tipe-tipe orang sbb:

Ektrovert (bicara lebih gaul, lebih ceriah dan excited!),

Introvert (lebih banyak menggali, harus banyak dipancing)

  • Kenali isu personal juga penting, sehingga Anda bisa jadi bahan yang dikaitkan untuk ngobrol soal masalah.
  • Luangkan waktumu untuk Anak buahmu, karena ketika kita tidak punya waktu untuk anak buah kita, itu sama saja Anda tidak punya waktu untuk Bisnis Anda. Karena Bisnis itu bisa berjalan karena orang-orang itu.

3. Investigate Before Judgement!

  • Selidiki dulu sebelum dibawa ke pengadilan (atau belakangan caranya udah diubah?)J artinya sebelum orang itu diadili (judge), Anda harus tahu latar belakangnya, berusaha cari tahu dulu informasinya sebelum di judge.
  • Mengapa penting? (1) Jadi nggak cuma langsung judge orang; (2) Jadi nggak kelabakan kalau didebat; (3) Punya bukti & fakta (Speak with Data); (4) Orang nggak bisa ngeles atau berkelit lagi

“It’s easy to solve the problem, if you pay attention to the root cause of the problem!”

4. Jelaskan Masalahnya, Tanpa Melabel Orangnya

  • Problem 1: Banyak yang sampai akhir coaching, nggak tahu masalahnya apa!
  • Problem 2: Banyak yang setelah coaching, jadi tersinggung (karena dimaki2)
  • Bagaimana caranya?? (1) Pastikan dia tahu masalah kita apa; (2) Hindari kalimat labeling, “Kamu itu…”; (3) Hate the behavior not the person

5. Libatkan Untuk Mencari Solusi

  • Libatkanlah untuk cari solusi, kenapa? (1) Dia yang di lapangan, dia yang paling tahu; (2) Kalau usulan dari dia, lebih masuk akal bagi dia untuk menjalankannya
  • Bagaimana caranya? (1) Diskusi, bukan berdebat; (2) Dengarkanlah dulu, sebelum dipatahkan; (3) Jangan defensive!

6. Jangan Lupa Follow Up

  • Coaching bukan sesi ngobrol atau ceramah! “Ah akhirnya selesai juga coachingnya!” Tetapi ketika mereka selesai di Coach, mereka harus tahu apa yang harus mereka lakukan, jika tidak, maka Coaching Anda gagal.
  • Pastikan: (1) Dia tahu masalahnya; (2) Dia tahu solusinya; (3) Dia tahu apa yang mesti dikerjakan!

7. Beranilah Mengkonfrontasikan Ketidaknyamanan

  • Kenapa nggak enak? (1) Takut orang itu tersinggung: (2) Kita nggak terbiasa; (3) Nggak tahu bagaimana cara ngomongnya!
  • “You can not change what you don’t dare to confront” (Kamu tidak akan bisa mengubah, apa yang tidak berani kamu konfrontasikan)

8. Yang Baguspun Perlu di Coach

  • Salah persepsi: “Orang yang kerjanya bagus nggak ada masalah. Salah!”
  • Kenapa? (1) Mungkin dia punya ganjalan; (2) Mungkin dia ada unek2 yang perlu disampaikan; (3) Perlu diapresiasi supaya tetap termotivasi! (4) Kasih semangat agar dia pengaruhi yang lain

9. Hindari Efek Bandul (Terlalu Lemah, Terlalu Kreas: terlalu Gampang Terima Excuse, Terlalu Diktator)

  • Di satu sisi, ada Pimpinan yang permissive (terlalu baik,  membiarkan / menggampangkan), dan ada juga Pimpinan yang Diktaktor (Pokoknya kamu harus….!!, Saya gak mau tahu!!!)
  • Yang namanya Pimpinan, sebaiknya Anda jangan berada di ujung sisi itu, Anda harus tegas, tetapi harus bisa juga berempati dan  juga berusaha dengarkan ide orang.

10. Coaching Bukan Ceramah, Bertanyalah dan Dengarkanlah!

  • Ingat, coaching itu proses berdiskusi, berdialog bukan berdebat!
  • Tujuannya adalah WIN-WIN (jangan berhenti sebelum WIN-WIN terjadi)!

10,5. Jangan Harap Coaching Langsung Akan Menyelesaikan Masalah

  • “Pak Anthony. Saya itu termasuk yang nggak terlalu suka kalau pas harus coaching. Soalnya kadang udah dikasih tahu pada saat coaching, eh mesti ketemu lagi obrolkan hal yang sama. Saya itu termasuk yang tidak sabar. Saya berharap satu kali dikasih tahu saja udah cukup, nggak diulang lagi. Lha ini sampai harus dikasih tahu berulang kali!”
  • Penyebab; (1) Waktu sedikit, maunya cepat selesai (2) Nggak sabaran; (3) Ekpektasi yang terlalu tinggi, coaching pasti selesai!
  • Intinya adalah (1) Ini proses, bukan langsung jadi!; kita menuju sesuatu yang lebih baik. (2) Pastikan Anak Buah Anda bergerak maju!

 

Leave A Response »