Cerdas Emosi Orang Tua dan Anak di Era Digital

admin 13/06/2015 0

Digital Parenting: Cerdas Emosi Orang Tua dan Anak di Era Digital

Smart Emotion Radiotalk, 04 Juni 2015 (Bp Anthony Dio Martin)

 Orang tua banyak yang berkeluh kesah,

“Anak saya kok main HP melulu, bagaimana membuatnya stop?” 

“Saya udah sebel dengan anak saya yang kerjanya hanya main game. Saya coba ambil, habis itu malah dia ngambek nggak mau sekolah!”

“Gimana caranya membuat anak saya suka baca, soalnya hobi dia cuma nonton TV dan main gadget!”

Nah, di era sekarang komentar semacam ini menjadi problem para orang tua. Gimana caranya mendidik dan membesarkan anak di tengah persaingan dengan gadget yang menyita dan memikat perhatian anak-anak kita? Bagaimana menyikapinya? Karena itulah, radiotalk pada kesempatan ini akan mengupas soal DIGITAL PARENTING, yakni menjadi orang tua yang cerdas emosi di era digital.

 

Apa Perbedaan Parenting di Era Digital ini Dulu dan Sekarang?

DULU

SEKARANG

  • Teknologi belum secanggih ini (channel TV cuma  satu, terbatas)
  • Orang tua sesibuk-sibuknya masih punya waktu
  • Pendidikan orang tua masih terbatas, kalau anak pergi ke sekolah udah happy!
  • Anak lebih penurut!
  • Ada begitu banyak! TV, HP, game­! Orang tua berlomba daya tariknya dengan berbagai perangkat teknologi!
  • Banyak target (boss telpon, meeting) so banyak yang perlu diurus, waktu utk keluarga jadi kurang! Di rumahpun masih berbisnis!
  • Ortu pinter, tapi anaknya justru jadi sasaran pemenuhan ego & obsesi ortunya
  • IQ lebih tinggi, lebih banyak protes dn deb­at!
 

Apa Saja Bahaya dan Kasus Anak di Era Digital Ini?

1.    Kasus Adam Lanza, pembunuh Sandy Hook Elementary School, ia menembak ibunya dulu sebelum menembak teman-teman di sekolahnya! 27 orang mati dan ia bunuh diri! Salah satu game kesukaannya: PC game “School Shooting” dan dia dapat info soal cara mengubah senjata semi otomatis jadi otomatis di internet!

Profil Adam Lanza: dibully di sekolahnya, anti social dan nggak punya social skills (laporan pengadilan), Ibunya merasa bersalah setelah anaknya didiagnosa Aspeger syndrome, dibeliin senjata sebagai hadiah, tiap Jumat sampai Minggu main game dan kebanyakan adalah Game kekerasan! (Dead Rising, Grand Theft Auto, dll)

2.    Pembantaian di Virginia Tech oleh mahasiswa berkebangsaan Korea, Cho Seung-Hui, mahasiswa 23 tahun. Kondisi psikologis: Anak pintar (IQ), program 3 tahun di Poplar Tree Elementary School selesai dalam 1,5 tahun, bahkan dijadikan contoh anak pandai di sekolah, tanda-tanda kebencian pada sekokah sudah kelihatan (pulang nangis dan marah), dia larinya dengan video game, jadi video game fanatik!

Mengapa Anak Cenderung Kecanduan Gadget?

1.    Gen Y, Gen Z dan Gen Alpha! Mereka sudah terbiasa dengan gadget sejak kecil! Anak-anak kita, remaja khususnya masuk pada generasi dimana ketika dia dilahirkan, dunia gadget sudah ada dan berkembang, maka dari itu, mungkin anak-anak kita sudah terbiasa melihat, merasakan Gadget sedari kecil.

2.    Orang tua sibuk, salah satu pengisi waktu senggang, adalah dikasih main gadget!

Contoh: lagi arisan, anaknya dibawa, mami-mami ngegossip, biar anak nggak ganggu, dikasih gadget!

 3.    Gadget sebagai cara untuk menebus rasa bersalah orang tua

Contoh: “Saya dan istri cerai. Saya di bisnis online. Anak bersama dia. Akhirnya ketika bertemu, saya berusaha kasih gadget terbaru untuk menebus rasa bersalah saya kepadanya!”

 4.    Anak bingung mau ngapain, di rumah bosan, caranya dengan main game dan gadget!

Komentar: “Om, saya bingung di rumah. Apalagi ini udah habis ulangan. Kan bête banget, di rumah nggak ngapa2in. Mau main keluar rumah nggak diijinkan! Satu-satunya ya dengan main gadget!”

Apa Bahaya Dari KECANDUAN Gadget?

1.    MALAS SEKOLAH! penurunan konsentrasi anak pada saat belajar dan analisa masalah . Hal ini disebabkan karena mereka lebih senang berimajinasi dengan tokoh permainan yang mereka mainkan

2.    Tidak punya teman, tidak suka berteman, ANTISOCIAL. Berhubung lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain dengan mesin (bukan manusia), anak bisa merasa canggung dan kurang nyaman kala datang kesempatan untuk bergaul dengan temannya.

3.   AGRESIF

4.    PEMBOSAN, butuh stimulasi terus-menerus

5.    Bahayanya: mulai punya FANTASI yang aneh-aneh! Dan tidak bisa membedakan mana Dunia Nyata Dan Dunia Fantasi.

Gadget Nggak Selamanya BURUK

Yes, ada banyak manfaat dari gadget buat anak-anak:

1.    Sumber informasi yang melimpah. Sekarang: anak lebih banyak tahu, bahkan dari gurunya!

2.    Alat komunikasi yang cepat, bahkan yang jaraknya jauh sampai ke ujung dunia!

3.    Melatih skills kognitif tertentu: kecepatan berpikir, bertindak, motorik tangan tertentu

 Kenapa Perlu Digital Parenting? FOSI (Family Online Safety Institute)

1.    Bicaralah dengan anak! (Talk with your kids)

2.    Kamu juga mesti tahu! (Educate yourself) Orang tua harus kreatif dan terlibat, jangan menyalahkan gadget. Mereka ketagihan karena salah kita juga.

3.    Lakukan kontrol, kalau udah lebih besar tetap monitor (Use parental control) cek dan pilihlah software sesuai dengan kebutuhan anak dan pantau penggunaan sosial media dan video yang digunakan anak.

4.    Harus ada aturan & sanksinya. Anda bisa membuat peraturan bahwa jika ia melanggar perjanjian tersebut, maka ia tidak diperbolehkan untuk bermain gadget selama beberapa bulan atau gadget yang sudah dibelikan kepadanya akan Anda tarik kembali. Hal ini juga bisa menjadi salah satu cara untuk mengajarkan dan menerapkan sikap disiplin pada anak.

5.    Jadinya temannya secara online juga

6.    Explore dan share bersama, juga rayakan bersama! Mulai ciptakan momen yang menyenangkan.

7.    Jadilah role model

Leave A Response »