KAMU (Lagi)

admin 15/08/2019 0
KAMU (Lagi)

KAMU (Lagi)

Oleh: Eka Wartana

Untuk menjaga budaya kita dalam berkomunikasi, yang tak terpolusi budaya negara lain, kiranya ada baiknya kita melihat interkoneksi beberapa hal yang menyangkut kata “KAMU” ini.

Generalisasi

Metafora iseng dari generalisasi ini ibaratkan dalam militer. Semua orang dipanggil “General”, padahal pangkatnya beda beda: ada sersan, letnan, kopral, dan lain lain. Kalau sudah begitu, semuanya jadi kacau ‘kan?

Sehubungan dengan kata “KAMU”, pembicara menganggap semua orang itu dianggap usianya sebaya dan akrab dengan dia.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI):

Kamu: yang diajak bicara; yang disapa (dalam ragam akrab atau kasar);

Anda1/An¡da/ pron sapaan untuk orang yang diajak berbicara atau berkomunikasi (tidak membedakan tingkat, kedudukan, dan umur)

 Kecerdasan Emosi

Penyiar yang menyebut ‘kamu’ kepada pemirsa dengan iming iming hadiah quiz nya, sama sekali tidak cerdas secara emosional. Pemirsanya tidak semua yang sebaya dengan dia, tidak semua milenials, tidak semua akrab dengan dia (tapi dia sok akrab?).

Pemirsanya banyak yang lebih tua dari dia, banyak yang menjadi pejabat, bahkan mungkin juga Presiden, Menteri ikut menonton TV. Rasanya kok kurang pada tempatnya ‘kan?

Tata-krama

Orang tidak perlu gila hormat, terlepas dari kedudukan atau pangkatnya. Tapi kita semua mengerti akan adanya sopan santun, tata-krama di dalam masyarakat kita. Di negara lain bisa jadi budayanya berbeda. Yang baik boleh ditiru, tapi kalau yang buruk ditiru juga…. Kita sudah tertular penyakit ‘latah’, ikut-ikutan tanpa logika.

Ketiga hal di atas: generalisasi, kecerdasan emosi, tata-krama saling ada hubungannya satu sama lain. Orang yang memakai cara generalisasi sudah mengabaikan EQnya, sekaligus tata-krama. Orang yang tidak cerdas emosi: mengabaikan tata-krama dan menyamaratakan orang yang berbeda (generalisasi). Orang yang tidak mengerti tata-krama akan mennyamaratakan semua orang, tanpa memperhatikan sisi emosionalnya.

Semoga semakin banyak orang yang salah kaprah kembali ke jalan yang benar, dengan memakai kata “Kamu” pada tempatnya dan kepada orang yang tepat.

 

Salam Berpikir Tanpa Mikir,

Eka Wartana

Professional Licensed Trainer (MWS Int) dengan 33 thn pengalaman managerial.

Founder: The MindWeb Way of Thinking, To Think Without Thinking

Author: To Think Without Thinking (English Edition), Berpikir Tanpa Mikir (Indonesian Edition), MindWeb– A New Way of Thinking (English dan Indonesian)

Website: mindwebway.com, FB: www.facebook.com/eka.wartana.5

IG: www.instagram.com/eka.wartana/

Training, Book Order: eka.wartana@mindwebway.com

 

#tothinkwithoutthinking

#berpikirtanpamikir

#tanpamikir

#themindwebway

#mindweb

#ekawartana

#training

#trainer

#anda

#kamu

#budaya

#you

#sopansantun

#tatakrama

 

 

 

Leave A Response »