Becoming A High EQ Mentor!

admin 17/09/2014 0
Becoming A High EQ Mentor!

The Apprentice: Becoming A High EQ Mentor!

Smart Emotion Radiotalk, 17 September 2014 (Bp Anthony Dio Martin)

Masih ingat kan dengan film The Apprentice?

Sungguh sebuah reality show yang inspiratif soal menciptakan pemimpin masa depan. Film Apprentice yang sempat menjadi trend itu menggambarkan bagaimana seorang pemimpin itu melalui tahapan seleksi, tes, kemudian diangkat, lalu mulai didampingi hingga sukses. Belakangan memang muncul trend soal business coaching. Namun belakangan juga muncul harapan bukan hanya sekedar coaching saja, tapi juga mentoring. Sebenarnya sih setiap hari proses mentoring sudah kita lihat sehari-hari. Para orang tua adalah contoh mentor yang efektif bagi anak-anaknya. Nah, bagaimanakah hal itu bisa dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari? Termasuk juga dalam kehidupan pekerjaan? Untuk meningkatkan karir Anda?

 Pertanyaan kepada Smart Listener:

“Sepanjang kehidupanmu, siapakah orang yang kamu anggap telah berjasa menjadi mentor kesuksesanmu?”

Radio-talk hari ini terinspirasi dari Pelajaran Film Apprentice

Bagaimana Film Apprentice terkait dengan Mentoring?

  • Film Appentice mengajarkan bahwa proses Mentoring itu seperti membesarkan tanaman
  • Nggak langsung jadi. Tanaman tidak langsung jadi, harus dimulai dari awal!
  • Kasih waktu untuk yang paling potensial. Semua bibit punya potensi, tapi karena keterbatasan waktu, kita harus tahu mana yang layak diberikan waktu dan mana yang dikesampingkan
  • Bibit tanaman terbaik, justru akan tampak “bersinar” pada saat2 krisis terjadi
  • Harus telaten dipelihara. Kandidat yang terbaik, harus dibimbing, dinasihati, bahkan ditegur!

 Apa itu Mentoring??

Hubungan jangka panjang antara, seorang yang mengerti tentang suatu bidang untuk membantu kinerja orang yang didampinginya

Mentoring bisa terjadi di Rumah (Orang Tua), Sekolah (Guru), dan Kantor

Ketika mentoring diberikan terkadang menyakitkan, tetapi setelah itu kita akan menyadari bahwa akan ada pembelajaran yang baik. Salah satu ciri mentor yang baik ialah dengan KASIH, meskipun sakit, namun pada akhirnya kita sendiri yang akan menilai bahwa itu bukan punishment (hukuman), tapi itu menandakan Kasihnya untuk membuat kita berkembang.

The mediocre teacher tells. The good teacher explains. The superior teacher demonstrates. The great teacher inspires” – William Arthur Ward

(Guru yang biasa, memberitahu. Guru yang bagus, menjelaskan. Guru yang hebat menunjukkan/ menyontohkan. Tapi Guru yang Luar Biasa, menginspirasi)

Kita pun harus memiliki penemuan terbesar, penemuan terbesar dalam kehidupan kita adalah ketika bisa membimbing seseorang sampai dia sukses dan berhasil.

 Apa Beda COACHING dengan MENTORING?

  • Coach: shorter (menyelesaikan masalah) vs Mentor: long term (mendevelop orang)
  • Coach: problem/task oriented (masalah sekarang) vs Mentor: relationship oriented
  • Coach: performance driven (kerja saat ini) vs Mentor: development driven (kerja sekarang dan masa depan)
  • Coach: taktis (langsung, sesuaikan di lapangan) vs Mentor: strategi jangka panjang
  • Coach: kadang nggak direncanakan detil, kalaupun direncanakan tidaklah detil dan lama vs Mentor: butuh planning yang matang
  • Coach: atasan langsung vs Mentor: tidak harus atasan langsung, siapa saja, yang lebih baik dalam satu area, yang bersedia meluangkan waktu untuk  mendampingi dengan telaten)

 Apa Kualitas Seorang Mentor yang Penting dari Sisi Kecerdasan Emosional?

  1. Mentalitas kelimparuahan. Mau berbagi pengetahuan, skills bahkan rahasia suskesnya! (Abundance Mentality)
  2. Lubuk Hatinya Punya Kasih Kepada Orang. Susah jadi mentor, kalau dalam dirinya tidak punya kasih.
  3. Mendengarkan dengan mulut. Bukan dengerin pakai telinga atau mata saja, tapi merespon!
  4. Berdiskusi, bukan Berdebat. Bukan sok tahu, tapi mau mendengarkan keluhan.
  5. Telaten dan Mau Meluangkan Waktu. Banyak yang tidak sabaran, dan pelit memberikan waktu
  6. Apresiatif dan Memberikan Dorongan. Tahu bahwa orang belajar dan bikin salah, tetapi Menee didorong untuk mengambil risiko dan belajar.
  7. Berani Konfrontasikan Rasa Tidak Nyaman. Kadang ada hal nggak nyaman yang mesti disampaikan, nah Mentor harus berani menyampai meskipun itu terasa berat.
  8. Jadi Role Model. Mempraktekkan apa yang diajarkan.

Contoh Mentor?

  • Mahatma Gandhi, mentornya adalah Dadabhai Naoroji
  • Oprah Winfrey mentornya adalah Maya Angeloy
  • Elizabeth Taylor, mentornya adalah Audrey Hepburn
  • Christina Aquilera, mentornya adalah Mariah Carrey
  • Yves Sint Laurent, mentornya adalah Christian Dior
  • Anda, Mentornya adalah ?????

 

INFORMASI TAMBAHAN:

Sekarang era COACHING!!!

Leader harus punya kemampuan melakukan coaching kepada anak buahnya.

Kuasai skills dan kemampuan yang terbukti sangat ampuh ini yakni:

“COACHING & COUNSELING FOR LEADER”

Hotel Santika Premiere, Jakarta  – 22-23 September 2014

Semua hal tentang ide ‘Pengembangan Orang’ yang menjadi Kompetensi Kepemimpinan dipelajari disini!

(5 Level Leadership John Maxwell, MBTI, Grassroot Leadership, Performance Analysis Robert Mager – Peter Pike, Excellency Interaction Process, Leadership Deception Arbinger Institute)

Informasi dan Pendaftaran: 021-3518505, 021-3862521

 Best regards, Stephanie Natalia

 

Leave A Response »